Wednesday, March 16, 2016

Wow! Mengejutkan Inilah Fakta Dibalik Timnas Indonesia Tahun 1938 Tempo Doeloe

Skuat Timnas Indonesia Sepakbola Indonesia memang akhir-akhir ini sering terjadi kisruh pengurusan sampai pelarangan dari FIFA untuk t... thumbnail 1 summary
Foto Pemain Timnas Indonesia Tahun 1938
Skuat Timnas Indonesia

Sepakbola Indonesia memang akhir-akhir ini sering terjadi kisruh pengurusan sampai pelarangan dari FIFA untuk tanding, dibalik semua kekacauan yang ada ternyata timnas kita yang tempo doeloe lebih layak diberikan apresiasi.

Lantas hal apa sajakah yang membuatnya begitu hebohnya, dan mungkin itu hanya bisa terjadi tempo doeloe dan sekarang mungkin kita hanya bisa berharap untuk datangnya hari itu.

Berikut beberapa diantaranya yang patut Anda baca dengan ditemani secangkir teh hangat.

Kuatnya Timnas Indonesia

Ini merupakan sisi positif dari timnas Indonesia yang patut kita untuk banggakan, kuatnya benteng dengan daya gedor timnas ini sudah tidak diragukan lagi.

Terbukti bahwa timnas Indonesia ini mampu menggoyahkan Uni Soviet yang membuatnya hampir kalah, Andi Ramang yang bermukim di PSM Makassar kala itu sempat hampir merobek jala Lev Yashin dimenit 84 sayang tendangannya dapat ditepis.

Alhasil skor kacamata pada babak perempat final Olimpiade 1956 di Melbourne menjadi saksi ketangguhannya.

Indonesia Menjadi Satu-satunya Negara Kawasan Asia Pertama yang Masuk ke Putaran Final Piala Dunia

Pertandingan kala itu mempersembahkan duel antara tim sepak bola Hindia Belanda melawan Hongaria, diputaran final Piala Dunia 1938 di Perancis.

Laga yang diselenggarakan di Stadion Reims tanggal 5 Juni 1938, nyatanya membuat Indonesia harus berjuang lebih getol.

Skuat timnas Indonesia yang di perkuat oleh beberapa suku atau etnis, seperti : suku Jawa, Maluku, Indonesia Belanda dan Tionghoa, nyatanya masih kurang begitu beruntung, dan terpaksa tunduk dengan skor 0-6 atas timnas Hongaria.

Laga berlanjut sampai ke partai final untuk menentukan sekaligus merebutkan gelar Piala Dunia antara timnas Hongaria melawan timnas Italia.

hasil pertandingan tersebut membawa Italia memperoleh gelarnya usai memaksa Hongaria kalah dengan skor 2-4 yang menjadikannya sebagai runner-up.

Profesi Sampingan Pemain Timnas Indonesia

dokter
Achmad Nawir seorang pemain bek asal klub Soerabajasche Voetbal Bond, ini diangkat sebagai kapten timnas oleh Johannes Christoffel van Mastenbroek.

Selain sebagai seorang pesepakbola dirinya juga berprofesi dibidang kesehatan yaitu sebagai dokter.

Tukang Becak
Persatuan Sepak Bola Induk Sulawesi merupakan tempat ia merumput sebagai bintang lapangan hijau.

Andi Ramang sebutan yang ia terima sejak dilahirkan di Barru, yang kemudian mengadu nasib ke Makassar sebagai tukang becak.

Pemain Timnas yang Mengenakan Kacamata

Timnas Indonesia Tahun 1938
Dari Kiri Ahmad Nawir Kapten Tim

Ahmad Nawir atau lebih dikenal dengan dr. Ahmad Nawir merupakan pemain sepak bola yang ketika merumput mengenakan kacamata, dan hal itu sangat jarang dilakukan oleh pemain lainnya.

Bintang Para Pemain Keturunan Tionghoa

Tidak dipungkiri bahwa skuat timnas sehebat kala itu tahun 1930 tidak terlepas dari beberapa pemain yang bermarga Tan, seperti pemain asal klub Malang HCTNH Tan "Bing" Mo Heng (sebagai kiper), dan kedua penyerang Tan Hong Djien (Tionghoa Soerabaja), serta Tan See Han (HBS Soerabaja).

Selepas masa tersebut saat Olimpiade 1956 di Melbourne, lahir juga pemain andalan keturunan Cina. Pemain tersebut diantaranya : Beng Ing Hien, Tan Liong Houw, Kwee Kiat Sek, Phwa Sian Liong, dan Thio Him Tjiang.

"Semuanya berjasa dalam mengokohkan tim Garuda dengan menahan imbang Uni Soviet 0-0" ujar pelatih timnas Indonesia Antun Pogacnik.

Antun 'Toni' Pogacnik Pelatih Tersukses

Foto Antun Toni Pogacnik Pelatih Asal Yugoslavia
Sosok Pogacnik

Kiprahnya dimulai saat ia didaulat sebagai gelandang bertahan timnas Yugoslavia, yang berangsur merangkak naik menjabat sebagai pelatih timnas.

Dirinya kemudian dipindah tugaskan untuk mengasuh timnas Indonesia, atas keinginan Presiden Soekarno kepada Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito.

Selang beberapa waktu kepemimpinannya timnas Indonesia telah menuai hasil dengan hampir dibawanyanya timnas ke putaran final Piala Dunia 1958 di Swedia.

Tidak hanya itu menjadi semifinalis Asian Games 1954 di Manila, dan Olimpiade 1956 di Melbourne ketika harus menahan imbang Uni Soviet, serta berhasil merebut medali perunggu Asian Games1958 di Tokyo.

Timnas Indonesia Tolak Main Melawan Israel

Lolosnya Indonesia ke babak kedua kualifikasi Piala Dunia 1958 di Swedia setelah melakoni 2 laga pertandingnan melawan Cina, pada saat itu pula Indonesia bergabung bersama Sudan, Israel dan Mesir.

Perbedaan paham politik yang semakin terasa membuat ketiga negara termasuk Indonesia menolak meladeni Israel.

Alhasil Israel pun dimudahkan dengan langsung masuk ke babak play-off, akan tetapi Israel nyatanya kurang beruntung dan terpaksa menerima kekalahan atas Wales.

Timnas Lebih Dominan ke Eropa Timur dan Belanda

Gaya permainan yang lebih condong kearah tersebut membawa Indonesia harus dilatih oleh pelatih asing setidaknya ada 17 pelatih.

Mayoritas jumlah akan pelatih lebih dominan dari kawasan Eropa Timur dan Belanda. Ini terbukti dengan adanya beberapa pelatih asal Eropa Timur seperti :
Anatoli Polosin (Rusia).
Antun 'Toni' Pogacnik (Yugoslavia).
Ivan Toplak (Yugoslavia).
Ivan Kolev (Bulgaria).
Marek Janota (Polandia)
Josef Masopust (Cekoslowakia).
Polosin pelatih terakhir yang berjasa membawa medali emas SEA Games 1991 di Manila.
Setidaknya ada 4 pelatih asal Belanda yang pernah berkesempatan mengasuh timnas, seperti :
Feyenoord Rotterdam Wiel Coerver.
Henks Wullems.
Frans van Balkom.
Johannes Christoffel van Mastenbroek.
Wim Rjjsbergen.

Beberapa kenyataan memang miris untuk kita ketahui, akan tetapi kenyataan tersebut tetap harus kita apresiasi sebagai bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam hal lain.

Mungkin seharusnya kita menengok kebelakang sekali lagi akan keberhasilan timnas Indonesia 1938 dengan sarana dan prasarana yang bisa dibilang kurang memadai, akan tetapi dengan semangat juang yang tinggi bisa mematahkan aral dan halangan yang melintang.

No comments

Post a Comment